Ulat kandang merupakan salah satu pakan alami yang paling banyak digemari oleh burung kicau. Tak heran jika permintaan pasar untuk ulat kandang semakin meningkat dari hari ke hari.
Nah oleh karena itulah, ternak ulat kandang bisa menjadi peluang bisnis dengan prospek yang sangat bagus. Namun sebelum memulai proses budidaya, kalian tentu harus mengenal lebih jauh tentang binatang yang satu ini.
Mulai dari habitatnya untuk hidup, kandungan gizi yang ada di dalamnya hingga tips trik dalam proses budidayanya. Untuk mengetahui itu semua, kalian bisa simak dalam artikel berikut ini.
Habitat Ulat Kandang
Sebenarnya ulat kandang itu merupakan bentuk larva dari kumbang Alphitobius diaperinus. Ia bisa dengan mudah ditemukan di seluruh dunia dan asal usulnya pun belum diketahui secara pasti.
Untuk versi dewasanya yaitu kumbang Alphitobius diaperinus dikenal sebagai hama yang sering menyerang gudang-gudang penyimpanan beras, tepung, gandum atau pakan hewan lainnya.
Namun untuk versi larva atau ulat kandang sendiri biasanya ditemukan di berbagai kandang peternakan seperti ayam dan burung. Oleh karena itulah ia sering disebut sebagai ulat kandang.
Biasanya kita bisa menemukannya pada kotoran yang sudah dalam keadaan kering dan mengalami proses fermentasi. Dalam waktu tertentu, nantinya ulat akan bermunculan dengan sendirinya.
Biasanya hewan ini akan hidup di habitat dengan suhu ideal mulai dari 30 hingga 33 derajat celcius dengan kelembaban sekitar 90%. Mereka juga menyukai tempat-tempat yang cenderung gelap.
Bentuk Ulat Kandang
Jika dilihat dari segi bentuknya, maka ulat kandang ini akan sangat mirip dengan ulat Hongkong. Bahkan masih banyak orang yang salah mengira keduanya sama.
Jika dilihat, ukuran dari ulat kandang biasanya akan lebih kecil dibandingkan ulat Hongkong. Sementara itu, warna tubuhnya juga cenderung lebih gelap.
Perbedaan Ulat Kandang dan Ulat Hongkong
Diatas kita sudah sedikit menyinggung tentang beberapa hal yang membedakan ulat kandang dan ulat hongkong. Karena memang dari segi bentuk keduanya mirip sekali dan sulit untuk dibedakan.
Nah apa bedanya ulat kandang dan ulat hongkong? Jika ingin tahu lebih jauh, kalian bisa simak penjelasan berikut ini.
- Dimulai dari nama, ulat kandang memiliki nama Lesser mealworm sedangkan ulat hongkong bernama Tenebrio Molitor.
- Ukuran ulat kandang cenderung lebih kecil mulai dari 6 hingga 11 mm, sedangkan ulat hongkong bisa mencapai 26 mm.
- Pada tubuh ulat hongkong biasanya akan memiliki corak yang berwarna kekuningan. Sedangkan untuk ulat kandang cenderung lebih coklat kehitaman.
- Bisa dikatakan bahwa ulat kandang lebih populer dari ulat hongkong sebagai pakan burung kicau.
Kandungan Gizi Ulat Kandang
Kepopuleran ulat kandang sebagai pakan burung kicau seperti murai memang bukan tanpa alasan. Karena memang kandungan gizi yang ada di dalamnya begitu banyak sehingga sangat bagus untuk burung peliharaan kita.
Beberapa diantaranya yang wajib kalian ketahui seperti protein kasar mencapai 48%, lemak kasar 40% dan juga kandungan abu hanya 3% saja. Selain itu, ada juga ekstrak non nitrogen 8% dan kadar air mencapai 57%.
Siklus Hidup Ulat Kandang
Berikutnya kalian juga harus tahu bagaimana siklus hidup dari ulat kandang itu karena akan sangat penting dalam proses budidaya yang berbeda dengan ulat honkong nya.
Hewan yang satu ini mengalami beberapa fase dalam siklus hidupnya mulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi kumbang dewasa.
1. Fase Telur
Untuk fase telur biasanya hanya memiliki panjang kurang lebiih 1,5 mm saja dengan warna putih krem hingga coklat. Bentuknya ramping dengan ujung agak membulat. Biasanya telur akan bertahan 4 sampai 7 hari hingga akhirnya menetas jadi larva.
2. Fase Larva
Berikutnya telur yang telah menetas akan menjadi larva yang awalnya berwarna putih dengan ukuran yang sangat kecil. Seiring berjalanya waktu larva akan semakin besar dan warnanya berubah jadi kuning kehitaman. Larva usia 20 hari biasanya adalah waktu paling tepat untuk memanennya.
3. Fase Pupa
Kemudian larva yang sudah cukup umur akan lanjut ke proses pupa dengan panjang 6 sampai dengan 8 mm. Di fase ini mereka tidak membutuhkan makanan namun sangat rentan terhadap bahaya.
4. Fase Dewasa
Untuk fase terakhir setelah pupa adalah kumbang dewasa atau biasa disebut sebagai Alphitobius diaperinus. Hewan ini biasanya memiliki ukuran tubuh 6 mm berbentuk oval dengan warna hitam mengkilat.
Siklus hidup ulat kandang dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan tergantung pada suhu dan kondisi lingkungan tempat mereka hidup.
Makanan Ulat Kandang
Hal yang tak kalah penting untuk kalian ketahui adalah apa makanan dari ulat kandang itu. Sebenarnya bisa dikatakan bervariasi tergantung dari tempat mereka hidup.
Ketika di alam liar, biasanya ulat kandang akan makan dedak padi, polar gandum, kotoran hewan esperti ayam, burung atau lainnya yang sudah terfermentasi.
Namun ketika sudah masuk ke dalam budidaya, ulat kandang bisa diberikan berbagai jenis makanan lain seperti sayuran wortel, kentang, ubi, labu siam dan juga buah-buahan seperti pepaya muda dan apel.
Manfaat Ulat Kandang
Untuk versi dewasanya yaitu kumbang Alphitobius diaperinus memang dianggap sebagai hama yang sering mengganggu gudang-gudang penyimpanan.
Namun untuk larvanya yaitu ulat kandang memiliki banyak manfaat khususnya bagi para pecinta burung kicau seperti murai, pleci, kacer, cendet hingga ciblek.
Ia merupakan salah satu pakan alami yang gampang didapatkan dan sangat bagus untuk peliharaan kalian. Kandungan gizi yang ada di dalamnya sangat banyak bisa membuat pertumbuhan burung sehat dan semakin merdu.
Dengan permintaan pasar yang semakin tinggi, ulat kandang pun kini juga menyimpan peluang usaha yang bagus apabila dibudidayakan.
Cara Budidaya Ulat Kandang
Setelah tahu tentang peluang usaha yang bisa kita dapatkan dari budidaya ulat kandang, mungkin sekarang kalian tertarik untuk mencobanya. Nah ada beberapa hal yang wajib kalian perhatikan nih dalam proses ternak ulat kandang.
1. Siapkan Wadah Budidaya
Pertama kalian harus siapkanw adah yang akan digunakan untuk ternak. Biasanya menggunakan bentuk persegi dengan ukuran 1 x 1 meter. Kalian bisa membuatnya dengan bahan kayu papan atau triplek.
2. Siapkan Indukan
Dimana kita bisa mencari indukan ulat kandang? Kalian bisa membeli kepik atau kumbang Alphitobius diaperinus lewat pembudidaya. Jika tidak ingin beli, silahkan cari di peternakan ayam atau burung biasanya banyak ada di kotoran yang telah kering.
3. Pemberian Makanan
Berikutnya untuk proses pemberian makanan sangat variatif bisa disesuaikan. Beberapa yang bisa kalian gunakan seperti kotoran ayam, burung, sayur-sayuran dan juga buah-buahan. Biasanya pemberian pakan dilakukan 2 sampai 3 hari sekali.
4. Pemisahan Larva
Apabila kepik sudah bertelur dan menetas menjadi larva, maka berikutnya kalian harus memisahkan keduanya. Caranya bisa menggunakan ayakan untuk mempermudah prosesnya.
5. Panen Ulat Kandang
Untuk proses panen ideal biasanya dilakukan ketika larva memasuki usia 20 hari sejak menetas. Kalian bisa langsung mengambilnya dan berikan pada burung peliharaan atau jual kepada orang lain.
Budidaya ulat kandang dapat menjadi usaha yang menjanjikan jika dilakukan dengan baik dan benar. Namun, seperti halnya dalam budidaya hewan lainnya, diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk menjalankan usaha ini secara sukses.
Harga Ulat Kandang
Harga ulat kandang bervariasi tergantung pada daerah dan permintaan pasar. Namun, secara umum, harga ulat kandang relatif murah jika dibandingkan dengan jenis pakan burung lainnya seperti biji-bijian atau serangga hidup lainnya.
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa permintaan akan ulat kandang sebagai pakan burung memang semakin meningkat. Hal tersebut juga membuat harganya ikut naik. Untuk sekarang harganya bervariasi mulai dari 10.000 rupiah untuk 50 gram. Jika Menggunakan rata-rata di indonesia harga ulat kandang berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 15.000 per plastik kecil (kurang lebih 50-100 gram). Harga tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada ukuran dan kualitas ulat kandang yang dijual.
Jika Anda ingin membeli ulat kandang untuk memberikan sebagai pakan burung peliharaan Anda, pastikan untuk membeli dari penjual yang terpercaya dan menjaga kebersihan ulat kandang sebelum diberikan pada burung. Sebaiknya juga membeli dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan burung Anda, serta memberikan pakan lain yang seimbang untuk memastikan nutrisi burung tercukupi secara menyeluruh.
Kesimpulan
Ulat kandang adalah larva dari kumbang keluarga Scarabaeidae dan termasuk dalam kelompok serangga pengurai. Mereka memainkan peran penting dalam daur ulang bahan organik dan membantu memecah materi organik menjadi bahan yang lebih kecil yang dapat dicerna oleh mikroorganisme dalam tanah. Selain itu, ulat kandang juga dapat dibudidayakan sebagai sumber pakan untuk hewan ternak atau sebagai pupa untuk memancing ikan.
Untuk membudidayakan ulat kandang, diperlukan persiapan kandang yang cukup besar dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, pemilihan induk yang sehat, pemberian makanan yang cukup, perawatan kandang yang baik, dan pemisahan ulat kandang yang sudah matang dari yang belum matang. Harga ulat kandang dapat bervariasi tergantung pada ukuran, lokasi, dan tujuan penjualan.
Meskipun ulat kandang bermanfaat, populasi ulat kandang yang terlalu banyak dapat memakan daun, batang, dan akar tanaman dan mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada tanaman. Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan populasi ulat kandang dengan cara yang tepat, seperti dengan menggunakan metode pengendalian hama yang ramah lingkungan dan efektif.
Nah bagaimana, apakah sekarang kalian sudah mengenal seluk beluk tentang ulat kandang ini? Sebagai salah satu pakan alami terbaik untuk burung kicau, ulat kandang memang memiliki prospek usaha yang bagus.
Daftar Isi