Jenis murai batu yang satu ini tidak sepopuler denga dengan jenis murai batu lainnya, karena murai batu papua/murai irian ini tidak memiliki suara kicauan yang bagus, sehingga kurang di minati oleh pecinta burung kicauan.
Suara kicauan yang bisa di keluarkan oleh murai papu cenderung monoton dan mengulang-ngulang suara kicauan yang sama, dan suara yang biasa di kicaukan oleh murai papua seperti terdengan “ teot, teot, teot “, sehinga murai papua ini sering di sebut juga dengan burung genteot/ burung teot/ burung deot.
Secara keseluruhan penampilan fisik dari murai batu papua mirip seperti burung srigunting, yakni warna bulu hitam mengkilapnya hampir serupa.
Meskipun memiliki suara yang monton, murai papua memiliki daya pesona tersendiri, dimana penampilan bulu hitam gelap yang mengkilap hijau dengan ekor yang menjuntai panjang menjadikan burung ini memiliki banyak peminat tersendiri.
Suara monoton dari murai papua, memang kurang menarik, namun suaranya juga bisa di gunakan untuk suara masteran burung lain, untuk menambah variasi kicauan burung lain.
Satu satu kelebihan murai papua adalah mudah untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, sehingga murai batu papua mudah untuk dijinakan dan di rawat.
Murai papua merupakan jenis burung predator, dimana makanan yang biasa di konsumsinya di alam liar antara lain :
Meskipun muai irian ini biasa mengkonsumsi pakan dari hewani, ketika di perlihara di sangkar, bisa di latih untuk mau mengkonsumsi voer, dengan melatihnya terlebih dahulu tentunya.
Ekor murai irian panjang, untuk itu burung perlu di tempatkan di kandang yang besar, sehingga ekornya yang panjang tidak rusak karena kandangnya yang sempit.
Untuk penempatannya di sesuaikan, agar burung tidak stres, misalkan menyimpan burung di tempat yang nyaman dan aman, hindari menyimpan burung yang terlalu berisik, terlalu panas, dekat dengan pembakaran sampah, dekat dengan polusi udara dan hewan predator seperti anjing, tikus, kucing, dll.
Pada masa adaptasi dengan lingkungan barus selama 3 hari, burung di berikan hanya pakan ulat hongkong, ulat kandang dan jangkrik.
Pada masa beradaptasi dengan lingkungan baru, burung sebaiknya di simpan di tempat yang sama, dan jangan di pindah-pindah terlebih dahulu hingga beberapa waktu.
Memberikan voer memiliki manfaat untuk burung, seperti memberikan variasi asupan gizi burung dan untuk berjaga-jaga ketika Ekstrafooding seperti jangkrik tidak tersedia, sehingga bisa mencegah burung kelaparan.
Untuk melatih burung mau makan voer, maka untuk beberapa hari, makanan seperti jangkrik, kroto, atau pakan lainnya di olesi voer terlebih dahulu, agar burung terbiasa dengan aroma dan rasa voer.
Dengan mencampur voer dan pakan serangga tersebut, dengan tidak sengaja voer akan termakan oleh burung, sehingga terbiasa dengan aroma dan rasa voer.
Untuk ciri-ciri murai batu papua sudah mengkonsumsi voer, bisa di lihat dari kotorannya, dimana kotorannya akan bewarna seperti voer.
Jika burung sudah terbiasa makana voer, maka uji coba hanya memberika voer dan air minum selama 1 hari, agar burung makin terbiasa makan voer.
Dan ketika burung sudah bisa makan voer selama 1 hari tersebut, maka untuk selanjutnya berikan variasi makanan lainnya untuk memenuhi kebutuhan gizinya yang akan di bahas di bawah ini.
Note : selama melatih burung makan voer, maka setiap harinya burung jangan di mandikan terlebih dahulu, cukup di jemur saja.
Cara mudah untuk menjinakan murai papua dengan cara memandikannya secara langsung menggunakan tangan hingga bulu burung basah kuyup.
Biasanya, ketika bulu murai papau basah, burung tidak akan lari kelabakan, dan akan banyak diam, dan ketika bulunya masih basah, burung di masukan ke dalam sangkarnya sambil mengelus-ngelus kepalanya di dalam sangkarnya.
Setelah dimandikan, burung di simpan di tempat yang cukup ramai lalu lalang manusia, untuk membiasakan diri dengan lingkungan yang ramai dan nantinya menjadi jinak.
Jika bulu burung yang belum jinak dalam keadaan kering ketika di simpan di tempat yang ramai , biasanya akan menabrak sangkar dan cenderung melukai tubuhnya, dan ketika bulunya basah kuyup burung akan banyak diam, sehingga dengan memandikan hingga basah kuyup bermanfaat untuk proses penjinakan.
Untuk membuat murai papua rajin bunyi dan jinak ada proses yang harus dilakukan, seperti proses menjinakan, proses melatih makan voer dan lain sebagainya.
Nah demikianlah tips kali ini yang Duniakicau.net sampaikan untuk rekan-rekan pecinta burung untuk merawat murai batu papua bakalan agar jinak dan rajin bunyi.
Layaknya hewan peliharaan lainnya, burung peliharaan pun juga bisa sakit. Ini seringkali menjadi salah satu…
Ketika mendengar kata burung, apa yang ada di pikiran kalian? Mungkin langsung terpikirkan hewan yang…
Pakan merupakan salah satu hal yang wajib diperhatikan bagi kalian yang memelihara burung. Karena pakan…
Bagi kalian para pecinta burung, pastinya sudah tidak asing lagi dengan Murai Batu. Jenis burung…
Kroto merupakan salah satu makanan favorit bagi burung peliharaan. Karena memang ia dikenal memiliki kandungan…
Murai batu merupakan salah satu jenis burung kicau yang sangat populer dan begitu menjadi primadona…