Tanaman jagung merupakan jenis tanaman bahan pokok, manusia selain nasi. Sumber karbohidrat, vitamin serta mineral penting sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Namun sayangnya, hama dan penyakit sering menyerang tanaman tersebut, sehingga menimbulkan kegagalan panen bagi petani. Dari mulai fase budidaya, perawatan saat penanaman sampai mendekati hasil dipetik, semua tak bisa luput dari serangan tadi. Berikut adalah macamnya berserta cara pengendaliannya.
-
Hawar Daun (Helmithosporium Turcicum)
Penyebabnya, Helminthsporium Turcicum. Gejalanya, bercak kecil berbentuk oval. Awalnya kecil kemudian memanjang membentuk ellips lalu berkembang menjadi hawar. Warnanya hijau abu-abu atau cokelat, panjangnya 2.5-15 cm, muncul di bagian terbawah lalu berkembang ke atas. Skala besar menyebabkan jagung mati.
Pengendalian :
– Memilih varietas yang baik saat penanaman
– Pemusnahan
– Penyemprotan fungisida memakai bahan aktif mankozeb atau dithiocarbamate sesuai dosis
-
Busuk Pelepah (Rhizoctonia Solani)
Penyebabnya Rhizoctonia Solani. Gejalanya, sesuai nama penyakitnya menyerang pelepah daun. Berwarna agak merah, kemudian berubah jadi abu-abu, lalu meluas.
Dimulai permukaan tanah, selanjutnya menjalar ke bagian atas. Serangan cendawan ini bisa mencapai pucuk atau tongkol jagung. Senang sekali area basah dan kotor, karena itu tempat bermukimnya.
Pengendalian :
– Memilih varietas unggul saat penanaman
– Memberi jarak penanaman
– Drainase lahan baik
– Rotasi tanaman
– Penyemprotan fungsida bahan aktif mankozeb atau karbendazim sesuai anjuran
-
Penyakit Bulai (Peronosclerospora Maydis)
Penyebabnya oleh cendawan Peronsclerospora Maydis dan Peronosclerospora Philippiness penyebarannya sangat luas. Gejalanya, warna khlorotik memanjang sejajar daun dengan batas daun sehat. Permukaan atas dan bawah, tampak putih seperti tepung. Terlihat kentara saat pagi hari.
Pertumbuhan tanaman jagung melambat. Termasuk pembentukan tongkolnya, daun menggulung atau memuntir. Bunga jantan berubah jadi massa daun yang berlebihan.
Semua fase bisa diserangnya. Mulai saat umur tanaman masih muda, hingga mendekati panen. Untuk yang terakhir ini jagung tetap tumbuh, namun mengerdil dengan jumlah biji yang kurang memuaskan.
Pengendalian :
– Menanam varietas yang bagus
– Menanam secara serempak
– Mengatur jarak periode tanam
– Memusnahkan (eradikasi) seluruh bagian yang terserang
– Penyemprotan fungisida metalaksil saat pembenihan sesuai dosis
-
Busuk Tongkol Fusarium
Penyebabnya infeksi cendawan Fusarium moniliforme. Gejalanya, permukaan biji tongkol jagung berwarna pink lalu cokelat. Terkadang ada miselium seperti kapas berwarna pink.
Berkembang biak di bekas tanaman maupun di dalam tanah, terbawa benih. Penyebarannya melalui angin atau tanah.
Pengendalian :
– Sanitasi lahan
– Rotasi tanaman tertatur
– Penyemprotan fungisida sesuai dosis
-
Busuk Tongkol Diplodia
Penyebabnya cendawan Diplodia Maydis. Gejalanya, warna cokelat pada kelobot. Jika menyerang 2 minggu setelah ada rambut, akan berubah jadi cokelat keadaan rambutnya, kisut dan busuk.
Menyebar melalui kelobot dan berwarna putih. Dimulai dari tongkol, berkembang di bongkol, lalu merambat ke permukaan biji, serta menutupi kelobot. Bisa bertahan pada sisa tanaman.
Pengendalian :
– Sanitasi lahan harus baik
– Rotasi tanaman teratur
– Penyemprotan fungisida sesuai aturan
-
Busuk Tongkol Gibberella
Gejalanya, tongkol membusuk dan kelobot menempel erat. Buahnya memiliki warna biru hitam di bagian bongkol dan permukaan kelobot.
Pengendalian :
– Penggunaan pupuk secara tepat
– Membersihkan lahan bekas panen
– Rotasi tanaman bukan sejenis
-
Busuk Batang
Penyebabnya cendawan yang bejumlah sekitar 8, di mana salah satunya yakni Fusarium moniliforne dan Gibrella zeae. Gejalanya, busuk di bagian batang. Mengering dan layu. Mudah rebah, serta bagian kulit luarnya menipis.
Pengendalian :
– Membersihkan lahan bekas panen
– Menanam varietas baik, misalnya BISI-1, BISI-04 dan sebagainya
– Rotasi tanaman
– Pemupukan yang baik
– Drainasi bagus
– Penyemprotan fungsida secara tepat
-
Karat Daun (Puccinia Polysora)
Penyebabnya cendawan Puccinia Polysora. Gejalanya, bercak kecil (uredia) berbentuk bulat sampai oval. Terdapat di permukaan daun bagian atas dan bawah. Sering terjadi pada tanaman di dataran rendah sampai tinggi. Infeksinya pada musim kemarau dan hujan.
Pengendalian :
– Memilih varietas unggul
– Eradikasi atau pemusnahan seluruh tanaman yang terinfeksi
– Penyemprotan fungsida sesuai aturan
Penanggulangan hama dan penyakit tanaman jagung tentunya memiliki peranan penting untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dan mendapatkan keuntungan bagi para petani. Maka dari itu tips yang telah disampaikan di atas dapat membantu para petani Indonesia.
Daftar Isi