Sebagian besar gejala kejang-kejang disebabkan oleh burung terkena penyakit tetelo, namun ada juga yang disebabkan oleh kekurangan thiamin atau vitamin B1. Kondisi ini umumnya terjadi karena burung yang kurang terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Murai Batu Mengalami Desifisiensi Thiamin
Burung yang alami defisiensi thiamin akan menunjukkan perilaku atau sikap opistotonik yaitu mendongakkan kepalanya ke atas, mirip seperti gejala burung hias yang terserang NewCastle Desease atau tetelo. Kondisi tersebut disebabkan oleh otot bagian leher depan yang alami kelumpuhan sementara, sehingga leher akan melengkung ke belakang dan menyebabkan kepala burung terdongak ke atas.
Pada burung murai batu, masalah tersebut bisa menjalar pada organ tubuh yang lain, misalnya otot kaki. Akibatnya bisa ditebak, burung akan kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari tenggerannya. Saat berada di dasar sangkarnya pun, burung tidak akan sanggup berdiri karena kelumpuhan yang terjadi pada kaki-kakinya.
Untuk mencegah burung murai batu mengalami kejang-kejang tersebut, maka kebutuhan nutrisi dan vitaminnya harus selalu terpenuhi. Meski vitamin B1 tersedia dalam pakan voer kemasan yang banyak dijual di pasaran, namun tentu tidak akan cukup memenuhi kebutuhannya, apalagi murai batu dikenal sangat aktif, lincah, dan agresiv.
Vitamin B1 juga terdapat dalam beberapa EF serangga yang biasa dikonsumsi seperti kroto atau jangkrik namun dalam jumlah yang tentu saja masih belum mencukupi kebutuhannya. Selain itu, vitamin B1 juga terdapat pada ikan-ikan kecil, namun tentu akan sangat merepotkan jika harus menyediakan ikan-ikan tersebut sebagai pakan tambahannya setiap hari.
Itulah sebabnya, mengapa suplemen multivitamin harus selalu tersedia setiap harinya, terutama untuk burung peliharaan seperti murai batu. Dengan demikian, pemilik bisa memastikan kebutuhan nutrisi dan vitamin burung rawatannya sudah terpenuhi sehingga terhindar dari berbagai penyakit.
Cara Mengatasi Murai Batu Kejang-kejang
Adapun untuk mengatasi kejang-kejang pada murai batu yang disebabkan oleh defisiensi thiamin maka cara pengobatan yang dilakukan adalah meneteskan larutan vitamin B-Komplek ke dalam paruh burung. Namun cara ini perlu kehati-hatian karena burung yang sedang sakit umumnya sangat mudah stres sehingga bisa berakibat fatal.
1. Jika belum pengalaman, mintalah bantuan teman atau saudara yang sudah cukup ahli memegang burung. Setelah itu, gunakan pipet untuk meneteskan larutan vitamin B-Komplek langsung ke dalam paruhnya.
2. Larutan vitamin B-komplek bisa dibuat dengan cara melarutkan tablet vitamin B-komplek yang dibeli di apotik atau toko obat dengan air hangat. Setelah dingin, air larutan digunakan dengan memakai pipet.
3. Setelah pengobatan selesai, burung kembali disimpan di dalam sangkar khusus, yaitu sangkar yang bagian dasarnya sudah dilengkapi karpet. Hal ini bertujuan agar kaki burung tidak mudah terjebak dalam jeruji yang biasa terdapat di dasar sangkarnya.
4. Selama masa pemulihan, cepuk pakan dan minumnya ditaruh di bawah lebih dahulu dan posisi tenggerannya pun diturunkan.
Akhir Kata
Biasanya, jika masih bisa diselamatkan dalam waktu 20 – 30 menit, burung sudah bisa beraktivitas meski dengan tubuh yang masih lemas. Untuk itulah, penggunaan Multivitamin dibutuhkan untuk membantu pemulihan kondisinya. Semoga bermanfaat
Daftar Isi