Anjloknya harga lovebird yang terus terjadi selama beberapa tahun ini mengejutkan banyak pihak. Penurunan harga tersebut disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari melimpahnya stok lovebrid di pasaran hingga dipicu oleh naiknya harga pakan lovebird di pasaran. Apakah harga lovebird bisa naik lagi?
Turunnya harga lovebird ternyata tidak menjadikan jenis burung ini laris manis di pasaran. Hanya beberapa jenis tertentu saja yang masih banyak dicari penggemarnya, terutama lovebird dengan warna bulu yang unik dan langka, serta burung umuran paud yang kini mulai meramaikan gantangan di beberapa daerah.
Ada beberapa penyebab harga lovebird turun, mulai dari ketersediaan stok yang melimpah, tingginya harga milet, hingga persaingan harga di antara peternak itu sendiri. Jika kondisi ini terus berlanjut, apakah harga lovebird bisa naik lagi seperti semula?
Lovebird sejatinya bukan burung murahan, habitat asalnya pun cukup jauh yaitu di tanah Afrika. Penampilan dan warna bulu yang cantik, serta suara kicauannya yang menarik menjadikan lovebird mulai banyak dipelihara untuk tujuan ditangkarkan.
Harga jual lovebird yang tinggi saat itu menjadikan banyak orang berlomba-lomba untuk menangkarkannya demi memenuhi permintaan pasar. Namun banyaknya minat untuk ternak tersebut ternyata tidak dibarengi dengan permintaan pasar, sehingga membuat stok burung ini cukup melimpah di pasaran.
Tidak berimbangnya harga jual yang tinggi dengan jumlah stok dan permintaan pasar saat itu justru menjadikan harga jual lovebird terus mengalami penurunan yang dampaknya masih dirasakan hingga saat ini.
Ada banyak kemungkinan harga jual lovebird bisa kembali pulih seperti sedia kala, di antaranya adalah dengan meramaikan kembali kelas-kelas lovebird berbagai umur dan jenis di beberapa daerah. Hal ini tentu dapat menarik minat semua kalangan yang berimbas pada semakin stabilnya harga lovebird di pasaran.
Selain itu, harus ada upaya dari semua kalangan terutama peternak untuk bisa mengontrol harga jual di masing-masing peternak agar tidak muncul “persaingan / perang harga” yang tidak bermanfaat. Hal ini bisa dilakukan dengan saling diskusi antar peternak melalui forum komunitas atau bergabung dalam ikut bergabung dalam perkumpulan resmi peternak yang ada di masing-masing daerah.
Ibarat makan buah simalakama, penentuan harga menjadi satu hal yang vital dalam sebuah bisnis. Jika peternak memasang harga terlalu tinggi, dikhawatirkan lovebirdnya tidak laku, sebaliknya memasang harga terlalu rendah dapat membuat bisnis semakin suram.
Yang jelas, jika ingin harga lovebird kembali naik seperti semula harus ada kemauan dari para peternak maupun pedagang agar tidak mengobral burungnya dengan alasan agar cepat laku, sebagaimana yang terjadi di sebagian daerah.
Selain itu, tingkatkan kualitas lovebird yang ditawarkan misalnya dengan mulai memberikan perawatan / settingan tertentu untuk burung yang dijual sehingga pembeli akan lebih tertarik dan mau membeli dengan harga yang ditawarkan. Kondisi ini tentu berbeda jauh jika burung yang dijual hanya dirawat seadanya dalam kandang ombyokan.
Semoga bisa menjadi inspirasi