Tanaman padi merupakan penghasil beras, adalah mayoritas makanan pokok orang Indonesia, selain tentu jagung, singkong, umbi serta sagu. Di banyak tempat di seluruh tanah air, tanaman ini hampir menjadi budidaya komoditas penting suatu daerah. Sebab memang keberadaannya yang selalu dinantikan semua orang.
Akan tetapi faktanya, menanam tumbuhan ini tak semudah membalik telapak tangan. Banyak hama serta penyakit datang menyerang. Dan berikut telah dirangkum untuk Anda berserta cara pengendaliannya.
Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
-
Tikus
Tikus Menyerang berbagai tumbuhan, baik pada saat persemaian, masa vegetatif dan generatif, ketika panen maupun tempat penyimpanan. Bagian yang diserang bijinya juga batang yang masih muda, dengan cara membuat lubang pada pematang sawah untuk berlindung.
Pengendalian :
– Membongkar dan menutup lubang serta menangkap hewannya
– Memberikan ular supaya di mangsa di lahan
– Penanaman secara serempak, agar ketika panen dapat dilakukan secara serempak pula, sehingga tak meninggalkan tanaman sisa yang bisa dimakan tikus
– Memakai racun tikus sawah, yaitu rodentisida atau pemasangan umpan beracun dengan sejumlah makanan kesukaannya yang dicampur racun fosforus
-
Wereng
Gejala yang akan timbul dari Daun serta batang tumbuhan berlubang-lubang, mengering kemudian mati.
Pengendalian :
– Pengaturan tanaman secara serempak
– Rotasi tanaman
– Secara alami, menggunakan musuh wereng yaitu laba-laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia doughlas dan masih banyak lagi
– Secara kimia, penyemprotan insektisida bila cara lain sudah tak bisa ditempuh
-
Walang Sangit
Gejalanya :
– Menghisap butir padi yang masih cair, biji yang dihisap menjadi hampa, agak hampa atau liat. Sehingga kulitnya akan berwarna kehitaman
– Faktanya, walang sangit yang masih muda/nimfa justru lebih aktif bila dibandingkan yang tua/indigo. Tapi destroyernya, justru ada pada yang tua, terkenal paling ganas dan mampu bertahan hidup lama
– Yang dewasa, biji yang sudah tua dan mengeras ikut pula diserang, dengan cara mengeluarkan enzim untuk mencerna karbohidrat
Berikut faktor pendukung terjadinya serangan walang sangit :
– Area sawah dekat hutan
– Lahan banyak gulma
– Penaman tidak dilakukan secara serentak
Pengendalian
– Menanam secara serempak
– Membersihkan gulma
– Menangkap serangga dengan perangkap
– Melepaskan predator hayati berupa laba-laba dan jamur penginfeksi walang sangit
-
Ulat
Gejala
Memakan pangkal batang dan daun terutama pada malam hari. Hingga tersisa rangka atau tulang daunnya saja.
Pengendalian :
– Membuang telurnya di bawah daun
– Menggenangii tempat persemaian dengan air, sehingga ulat naik ke atas dan mudah dikumpulkan untuk dimusnahkan
– Penyemprotan pestisida
-
Tungau
Gejala :
Menghisap daun dari bawah yang berupa kutu kecil, sehingga menimbulkan bercak-bercak kuning kemudian gugur
Pengendalian :
Dengan cara mengumpulkan daun yang terserang dan dibakar
-
Lalat Bibit (Athergona exigua A Oryzae)
Gejala :
Meletakkan telur pada pelepah daun padi pada senja hari. Menyerang pada kondisi kelembapan tinggi
Pengendalian :
Memilih varietas unggul saat pembenihan
-
Anjing Tanah/Orong-orong (Gryllotalpa hirsute atau Gryllotalpa African)
Gejala :
Memakan hewan kecil/predator, namun tingkat kerusakan tanaman lebih tinggi. Hidup di bawah tanah yang lembab dengan membuat terowongan. Yang muda memakan bagian akar.
Pengendalian :
Mencangkuli atau mengolah area tanah yang baik sehingga tempat hidupnya rusak.
-
Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri)
Gejala :
Bagian kumbang hanya merusak daunnya saja, namun uretnya berkembang melalui telur, larva dan juga imago atau kumbang.
Pengendalian :
Mengarahkan pada sistem bercocok tanam agar vigor tanaman baik
-
Ganjur (Orseolia oryzae)
Menyerang jaringan tanaman di antara lipatan daun, sehingga pertumbuhannya menjadi mengerdil alias tak normal, kering dan mudah dicabut.
Pengendalian :
Memilih varietas yang resisten, serta penggenangan air di area bekas panen supaya pulpa mati.
-
Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) dan hama putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis)
Gejala :
Menyerang daun pada sejak masa persemaian hingga ditanam. Daun padi yag dikorok menjadi putih hingga tinggal kerangka daunnya saja. Ia juga bersifat semi aquatic, yang artinya memanfaatkan air sebagai sumber oksigen. Larvanya yang berwarna hijau menyerang dengan cara mengulung daun kemudian menjatuhkannya.
Pengendalian
– Meniadakan genangan air pada tempat persemaian
– Memberi musuhnya seperti lalat Tabanidae dan semut Solenopsisi gemitata
Demikian sedikit ulasan mengenai hama dan penyakit padi. Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membutuhkan pencerahan. Sekadar saran, bila merasa masih mampu diatasi dengan cara alami, sebaiknya dikerjakan. Jangan semua harus mengandalkan bahan kimia berbahaya.
Walau memang sebenarnya secara alami itu, boleh dikatakan sedikit ribet. Namun tak masalah, hasilnya padi alami dan tak membayakan manusia, bila sudah jadi nasi dan dikonsumsi. Dan harga jualnya juga pasti bisa tinggi bukan, jika dibandingkan dengan yang selalu mengandalkan obat-obatan kimia sebagai bahan insektisidanya?