Oleh karena itu tak heran bila nilai jual tanaman tersebut sangat tinggi. Akan tetapi permintaan itu tak sebanding saat membudidayakannya. Tak bisa selamanya mulus dari ancaman hama dan penyakit seperti di bawah ini.
Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Bawang Putih
-
Ulat Grapyak (Aemy Worn)
Penyebabnya spesies Spodoptera litura dan Spodoptera Exigua. Cara menyerangnya dengan meletakkan telur di permukaan daun, sedangkan pulpanya sendiri di dalam tanah. Gejalanya, daun terlihat transparan dan berlubang, sehingga makin lama makin habis, bila diabaikan menyebabkan gagal panen.
Pengendalian :
– Menanam secara serentak
– Mengolah tanah yang baik sehingga larva mati
– Memberi telur musuh alami parasotoid telenomus spodopterae Dodd
-
Trips
Dikenal pula Thrips bawang atau One on Thrips, yang mana merupakan family dari Thysanoptera. Cara menyerangnya, dengan meletakkan telur di sekitar tulang daun yang berwarna putih selama 4-10 hari. Sedangkan pulpa berada di tanah.
Gejalanya, daun tampak bercak kemilauan, ada bekas gigitan luka yang menyatu, sehingga daun berubah demikian. Tapi bagian pucuknya mati.
Pengendalian :
Menggunakan musuh predator alami yaitu kumbang macan (Menochilus sp)
-
Bercak Ungu atau Trotol
Penyebabnya, jamur Alternia pori melalui percikan umbi ditandai dengan lingkaran bintik ungu atau putih keabuan pada daun. Di tepinya kuning dan mengering di ujung. Jika menyerang pada saat panen, maka umbi bisa berair, berubah kuning atau merah kecokelatan. Penyebarannya melalui embusan angin, tanah, air maupun alat pertanian yang terkontaminasi oleh spora jamur.
Pengendalian :
– Memangkas bagian tanaman yang terserang penyakit kemudian memusnahkannya
– Menanam bawang pada lahan bagus
– Sanitasi area terkendali
– Mengondisikan drainase yang baik
– Rotasi tanaman
– Penyemprotan fungsida yang mengandung bahan Daconil, Defolatan 4F, Dithane M-45
-
Busuk Daun (Peronspora destruktor)
Penyebabnya jamur Personospora destruktor. Gejalanya, timbul bercak hijau pucat pada umbi lapis. Saat musim hujan tumbuh kapang (mould jamur) berwarna lembayung hingga ungu, kemudian mati.
Pengendalian :
– Pemilihan benih yang baik saat pembibitan
– Membersihkan lahan usai panen dengan cara dibakar
– Penyemprotan fungisida sesuai dosis
-
Busuk Fusarium (Fusarium oxysporum Schlect)
Penyebabnya cendawan fusarium oxyporum, sehingga mengakibatkan layu. Cara menginfeksinya dengan membuat luka-luka di tanaman. Pendangiran yang tak berhati-hati, juga ditengarai bisa menyebabkan ini.
Setelah panen dan pada waktu penyimpanan, juga sebaiknya harus turut pula diwaspadai. Penanganan sebelum dan pasca panen, menjadi salah satu faktor pemicunya. Bisa terjadi pada saat pembibitan, setelah ditanam, maupun seperti yang sudah dijelaskan tadi yakni pada masa pemanenan.
Pengendalian :
– Penggunaan varietas unggul
– Sanitasi lahan
– Pemanenan yang benar dan tepat
– Mencabut dan memunaskan tanamanyang terinfeksi
– Pendangiran yang harus berhati-hati
– Mengondisikan drainase yang baik
– Penaburan fungisida pada benih setelah berumur 3 hari, untuk lahan endemis dikerjakan sebelum pengolahan lahan
– Penggunaan pupuk Trichoderma sp atau trichompos serta Glicladium sp yang ditaburkan pada bedengan sebelum ditanami
– Pemberantasan dengan fungisida Benlate, Difolatan 4 F atau Manzate D
-
Embun Bulu/Embun Tepung (Perenespora destructor)
Penyebabnya cendawan Perenspora destructor. Penyakit ini menular melalui angin dan biasa menjangkiti pada awal pembentukan umbi. Ditandai dengan gejala awal embun bulu, yaitu munculnya bintik abu-abu atau hijau pucat, ada pada bagian ujung daun yang terserang.
Pada saat kelembapan tinggi dan turun hujan, maka keadaan tersebut akan cepat menyebar. Melebar berubah menjadi ungu, untuk selanjutnya tanaman menjadi mati.
Pengendalian :
– Menjaga suhu lahan dengan tingkat kelembapan tinggi selama 6-12 jam
– Memangkas bagian yang sakit dan memusnahkan
– Penyemprotan dengan bahan kimia seperti Daconil 75 WP, Antracol 70 WP atau Dithane M-45
-
Bercak Daun (Cercospora dudiae Welles)
Penyebabnya cendawan Cercospora dudiae. Serangan tersebut dimulai dari terjadinya klorosis berbentuk bulat diameter 3-5mm dan berwarna kuning pada ujung bagian daun. Paling banyak terdapat di bagian luar.
Pengendalian :
– Memusnahkan tanaman yang terinfeksi
– Rotasi tanaman tidak sejenis
– Siram dengan air bersih, begitu terkena air hujan supaya tak terkena patogen
– Secara alami memakai Psedomonas fluorescens
– Penyemprotan dengan fungisida bila menunjukkan gejala tanda bercak daun
Demikian artikel tentang hama dan penyakit pada tanaman bawang putih. Semoga memberikan manfaat serta sedikit pencerahan, buat yang saat ini membutuhkan, hendak bercocok tanam jenis tanaman bawang putih tersebut. Terima kasih banyak bagi Anda, yang sudah sudi meluangkan waktunya mengunjungi blog penulis.
Selamat bercocok tanam dan semoga sukses!